Senin, 23 April 2012

Peta Perekonomian


PETA PEREKONOMIAN
1.      Keadaan Geografis Indonesia
-          Indonesia memiliki sekitar 17.504 pulau (menurut data tahun 2004; lihat pula: jumlah pulau di Indonesia), sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni tetap, menyebar sekitar katulistiwa, memberikan cuaca tropis. Pulau terpadat penduduknya adalah pulau Jawa, di mana lebih dari setengah (65%) populasi Indonesia. Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu: Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya dan rangkaian pulau-pulau ini disebut pula sebagai kepulauan Nusantara atau kepulauan Indonesia.
-          Indonesia mempunyai iklim tropik basah yang dipengaruhi oleh angin monsun barat dan monsun timur. Ada 2 musim di Indonesia yaitu musim hujan dan musim kemarau, pada beberapa tempat dikenal musim pancaroba, yaitu musim di antara perubahan kedua musim tersebut.
Curah hujan di Indonesia rata-rata 1.600 milimeter setahun, namun juga sangat bervariasi; dari lebih dari 7000 milimeter setahun sampai sekitar 500 milimeter setahun di daerah Palu dan Timor. Daerah yang curah hujannya rata-rata tinggi sepanjang tahun adalah Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, sebagian Jawa barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Maluku Utara dan delta Mamberamo di Irian.
-          Sumber daya alam di Indonesia tidak terbatas pada kekayaan hayatinya saja. Berbagai daerah di Indonesia juga dikenal sebagai penghasil berbagai jenis bahan tambang, seperti petroleum, timah, gas alam, nikel, tembaga, bauksit, timah, batu bara, emas, dan perak. Di samping itu, Indonesia juga memiliki tanah yang subur dan baik digunakan untuk berbagai jenis tanaman. Wilayah perairan yang mencapai 7,9 juta km2 juga menyediakan potensi alam yang sangat besar.
2.      Mata Pencaharian
Indonesia merupakan Negara agraris dimana sebagian besar penduduk Indonesia menggantungkan hidup pada sektor pertanian karena Indonesia memiliki 2 musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau sehingga tepat bagi penduduk Indonesia untuk bercocok tanam.
Mata pencaharian sebagian besar penduduk Indonesia, lebih mengarah untuk bercocok tanam seperti pertanian dan perkebunan karena tanah Indonesia yang sangat subur dengan mengandung berbagai macam mineral didalamnya, mendorong masyarakat Indonesia untuk mengelola dan memanfaatkan kekayaan alam itu untuk bercocok tanam dan menjadikannya sebagai mata pencaharian bagi mereka yang tinggal di dataran tinggi (pegunungan) adalah bertani.




Kamis, 19 April 2012

Alasan Perlunya Konvergensi ke IFRS


ALASAN PERLUNYA KONVERGENSI KE IFRS

Perkembangan atau revisi terhadap standar keuangan mutlak diperlukan karena semakin kompleksnya kegiatan praktik bisnis, standar keuangan harus bisa menanggapi setiap perubahan tersebut dengan melakukan pembaharuan terhadap standar yang sebelumnya sudah ada, untuk dapat menjamin tercapainya transparansi dan menggambarkan keadaan yang sebenarnya.
Indonesia mempunyai standar akuntansi sendiri yang berlaku di Indonesian itu sendiri. Yang biasa disebut dengan PSAK atau Pernyataan Standart Akuntans Keuangan. PSAK disusun oleh IAI yang merupakan Ikatan Akuntan Indonesia.
Pada revisi IAI th 1994 memutuskan untuk melakukan harmonisasi standar PSAK kepada International Financial Reporting Standard (IFRS). Selanjutnya harmonisasi tersebut diubah menjadi adopsi dan terakhir adopsi tersebut ditujukan dalam bentuk konvergensi terhadap International Financial Reporting Standard.
Skema menuju konvergensi penuh dengan IFRS pada tahun 2012 dapat dijabarkan sebagai berikut: 
      -       Pada akhir 2010 diharapkan seluruh IFRS sudah diadopsi dalam PSAK
-        Tahun 2011 merupakan tahun penyiapan seluruh infrastruktur     pendukung untuk implementasi PSAK yang sudah mengadopsi seluruh IFRS 
-        Tahun 2012 merupakan tahun implementasi dimana PSAK yang berbasis IFRS wajib diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik.
Jadi kesimpulan dari alasan perlunya konvergensi ke IFRS, yaitu :
1)      Untuk mengurangi biaya modal (cost of capital),
2)      Untuk meningkatkan investasi global,
3)      Untuk mengurangi beban penysusunan laporan keuangan.
Sumber : http://www.iaiglobal.or.id/berita/detail.php?catid=&id=19

Siaran Pers Ikatan Akuntan Indonesia

Konvergensi Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Indonesia ke International Financial Reporting Standards (IFRS) 

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada hari ini Selasa, 23 Desember 2008 dalam rangka Ulang tahunnya ke-51 mendeklarasikan rencana Indonesia untuk convergence terhadap International Financial Reporting Standards (IFRS) dalam pengaturan standar akuntansi keuangan. Pengaturan perlakuan akuntansi yang konvergen dengan IFRS akan diterapkan untuk penyusunan laporan keuangan entitas yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012. Hal ini diputuskan setelah melalui pengkajian dan penelaahan yang mendalam dengan mempertimbangkan seluruh risiko dan manfaat konvergensi terhadap IFRS.
Compliance terhadap IFRS telah dilakukan oleh ratusan Negara di dunia diantaranya adalah Korea, India dan Canada yang akan melakukan konvergensi terhadap IFRS pada tahun 2011.  Data dari International Accounting Standard Board (IASB) menunjukkan  saat ini terdapat 102 negara yang telah menerapkan IFRS dengan berbagai tingkat keharusan yang berbeda-beda. Sebanyak 23 negara mengizinkan penggunaan IFRS secara sukarela, 75 negara mewajibkan penggunaan IFRS untuk seluruh perusahaan domestik, dan empat Negara mewajibkan penggunaan IFRS untuk perusahaan domestik tertentu.

Compliance
terhadap IFRS memberikan manfaat terhadap keterbandingan laporan keuangan dan peningkatan transparansi. Melalui compliance maka laporan keuangan perusahaan Indonesia akan dapat diperbandingkan dengan laporan keuangan perusahaan dari negara lain, sehingga akan sangat jelas kinerja perusahaan mana yang lebih baik. Selain itu, program konvergensi juga bermanfaat untuk mengurangi biaya modal (cost of capital), meningkatkan investasi global, dan mengurangi beban penysusunan laporan keuangan.
International Financial Reporting Standards (IFRS) dijadikan sebagai referensi utama pengembangan standar akuntansi keuangan di Indonesia karena IFRS merupakan standar yang sangat kokoh. Penyusunannya didukung oleh para ahli dan dewan konsultatif internasional dari seluruh penjuru dunia. Mereka menyediakan waktu cukup dan  didukung dengan masukan literatur dari ratusan orang dari berbagai displin ilmu dan dari berbagai macam jurisdiksi di seluruh dunia.
Dengan telah dideklarasikannya program konvergensi terhadap IFRS ini, maka pada tahun 2012 seluruh standar yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan  IAI akan mengacu kepada IFRS dan diterapkan oleh entitas. Dewan standar akuntansi keuangan pada kesempatan ini juga akan menerbitkan Eksposur draft Standar Akuntansi Keuangan Usaha Kecil dan Menengah.  Standar UKM ini akan menjadi acuan bagi usaha kecil dan menenggah dalam mencatat dan membukukan semua transaksinya. DSAK juga akan terus mengembangkan standar akuntansi keuangan untuk memenuhi kebutuhan pencatatan dan pelaporan keuangan transaksi syariah, yang terus berkembang di tanah air.Konvergensi terhadap IFRS merupakan milestone baru dari serangkaian milestone yang pernah dicapai oleh Indonesia dan Ikatan Akuntan Indonesia dalam sejarah perkembangan profesi akuntansi, khususnya dalam pengembangan standar akuntansi keuangan.  
Sederetan milestone sebelumnya yang terkait dengan hal tersebut dapat dilihat dari dinamika kegiatan pengembangan standar akuntansi sejak berdirinya IAI pada tahun 1957 hingga kini. Setidaknya, terdapat tiga tonggak sejarah yang pernah diacapai sebelumnya dalam pengembangan standar akuntansi keuangan di Indonesia.
Tonggak sejarah pertama, menjelang diaktifkannya pasar modal di Indonesia pada tahun 1973. Pada masa itu merupakan pertama kalinya IAI melakukan kodifikasi prinsip dan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia dalam suatu buku ”Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI)”. Kemudian, tonggak sejarah kedua terjadi pada tahun 1984. Pada masa itu, komite PAI melakukan revisi secara mendasar PAI 1973 dan kemudian mengkondifikasikannya dalam buku ”Prinsip Akuntansi Indonesia 1984” dengan tujuan untuk menyesuaikan ketentuan akuntansi dengan perkembangan dunia usaha. Berikutnya pada tahun 1994, IAI kembali melakukan revisi total terhadap PAI 1984 dan mengkondifikasikannya dalam buku ”Standar Akuntansi Keuangan (SAK) per 1 Oktober 1994”. Sejak tahun 1994, IAI juga telah memutuskan untuk melakukan harmonisasi dengan standar akuntansi internasional dalam pengembangan standarnya. Dengan deklarasi, yang dilakukan sedini mungkin, ini kami berharap entitas memiliki waktu yang cukup untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin dalam mengantisipasi tahap demi tahap proses konvergensi yang dilakukan oleh IAI.
Pada HUT Ikatan Akuntan Indonesia yang ke 51 ini berkenan hadir Menteri Pendidikan Nasional RI, Prof. Dr. Bambang Soedibyo, Ketua BAPEPAM & LK, Dr. A. Fuad Rachmany dan Deputi Gubernur Bank Indonesia Ardhayadi Mitroatmodjo. Selain beliau berdua, akan hadir pula para pengurus dan sesepuh Ikatan Akuntan Indonesia.

Pada kesempatan ini IAI juga memberikan penghargaan Achievement Award 2008 kepada tokoh-tokoh yang memberi kontribusi kepada pengembangan profesi akuntan yaitu kepada Prof. HS. Hadibroto, Prof. Dr. Djoko Susanto serta Drs. Hans Kartikahadi.



Sumber Link -------> http://www.iaiglobal.or.id/berita/detail.php?catid=&id=19

Senin, 16 April 2012

Dasar Hukum Perikatan


DASAR HUKUM PERIKATAN
1.      Dasar Hukum Perikatan
Menurut KUHP perdata terdapat tiga sumber, yaitu :
-          Perikatan yang timbul dari persetujuan (perjanjian)         
-          Perikatan yang timbul dari per Undang-undangan
Dibagi lagi menjadi dua sumber yang meliputi :
1.      Perikatan yang timbul dari Undang-undang akibat tujuan semata
2.      Perikatan yang timbul dari Undanh-undang akibat perbuatan manusia
-          Perikatan terjadi bukan perjanjian melainkan karena perbuatan manusia yang melanggar hukum dan perwakilan sukarela.






Perkembangan Strategi dan Perencanaan Pembangunan Ekonomi Indonesia


PERKEMBANGAN STRATEGI DAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA
1.      Strategi Pembangunan
Merupakan satu cara untuk pencapaian Visi dan Misi yang dirumuskan dalam bentuk strategi sehingga dapat meningkatkan kinerja. Dimana kinerja tersebut sangat dipengaruhi oleh bagaimana satu organisasi tersebut menerima kesuksesan atau mengalami kegagalan.
Macam-macam strategi pembangunan ekonomi, meliputi :
-          Strategi Pertumbuhan
-          Strategi Pembangunan dengan pemerataan
-          Strategi Ketergantungan
-          Strategi yang berwawasan ruang
-          Strategi pendekatan kebutuhan pokok

2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pembangunan
Dilihat dari pengertian Pembangunan Ekonomi itu sendiri merupakan proses yang  pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkatkan atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan ekonomi dan taraf hidup masyarakatnya atau suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk meningkatkan dalam jangka panjang, sedangkan strategi menurut pendapat saya sendiri itu mempunyai arti bagaimana cara untuk menuju pencapaian visi misi? Jadi faktor-faktor yang mempengaruhi stategi pembangunan, meliputi :
-          Ukuran suatu Negara (geografis, penduduk dan pendapatan)
-          Sistem & struktur politik
-          Pemerataan & pertumbuhan penduduk
-          Pendidikan
-          Teknologi
3.      Strategi Pembangunan Ekonomi Indonesia
Didalam strategi pembangunan selalu menetapkan pada sasaran dan titik berat pada setiap Repelita. Repelita itu sendiri memeliki arti :
Repelita atau Rencana Pembangunan Lima Tahun adalah satuan perencanaan yang dibuat oleh pemerintah Orde Baru di Indonesia.
  • Repelita I (19691974) bertujuan memenuhi kebutuhan dasar dan infrastruktur dengan penekanan pada bidang pertanian.
  • Repelita II (1974 – 1979) bertujuan meningkatkan pembangunan di pulau-pulau selain Jawa, Bali dan Madura, di antaranya melalui transmigrasi.
  • Repelita III (1979 – 1984) menekankan bidang industri padat karya untuk meningkatkan ekspor.
  • Repelita IV (1984 – 1989) bertujuan menciptakan lapangan kerja baru dan industri.
  • Repelita V (1989 – 1994) menekankan bidang transportasi, komunikasi dan pendidikan.
4.      Perencanaan Pembangunan

-          Manfaat perencanaan Pembangunan

Perencanaan pembangunan, menurut Bintoro Tjokromidjojo, memiliki manfaat perencanaan adalah :
1. Dengan adanya perencanaan diharapkan terdapatnya suatu persyaratan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangunan.
2. Dengan perencanaan maka dapat dilakukan suatu perkiraan terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaa yang akan dilalui.
3. Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara yang terbaik atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik.
4. Dengan perencanaan dapat dilakukan penyusunan skala prioritas.
5. Dengan adanya rencana maka akan ada suatu alat pengukur untuk mengadakan suatu pengawasan dan evaluasi.

-          Periode Perencanaan Pembangunan

Di dalam sejarah perkembangannya, perencanaan pembangunan ekonomi Indonesia dibagi dalam beberapa periode, yaitu :

Periode Orde Baru, dibagi dalam :
-  Periode 1945 – 1950
-  Periode 1951 – 1955
-  Periode 1956 – 1960
-  Periode 1961 – 1966

Periode Setelah Orde Baru dibagi dalam :
-  Periode 1966 s/d periode stabilisasi dan rehabilitasi
-  Periode Repelita I : 1969/70 – 1973/74
-  Periode Repelita II : 1974/75 – 1978/79
-  Periode Repelita III : 1979/80 – 1983/84
-  Periode Repelita IV : 1984/85 – 1988/89
-  Periode Repelita V : 1989/90 – 1993/94